Senja dari bukit Tanjung Batu Putih |
View bukit dari Pantai Tanjung Batu Putih |
Pantai berkarang dengan warna pasir keabuan menyambut kami. Pantai ini terletak persis di samping muara yang kering. Ada anak-anak cewek beberapa orang yang sedang berwisata ke tempat ini. Jumlah, siapa mereka pasti akan akurat di jawab sama temenku Eddy yang paling sigap kalau urusan beginian, walaupun secara umur itu cewek-cewek seumuran anaknya dia (mungkin). Di sebelah kanan sebelah muara tampak bukit menjulang dengan dinding berwarna putih. Mungkin itulah tempat yang menyebabkan tempat ini disebut dengan Tanjung Batu Putih.
Lagi asyik menikmati view dari pantai, tahu-tahu aku lihat mas Fahrul udah naik aja ke atas bukit. Karuan saja kita, aku, mas Joni dan Erwin menyusul mas Fahrul ke atas bukit. Dan bisa di duga, di setiap lokasi yang dirasa tepat, pasti Erwin akan melakukan selfie. Emang urusan selfie tidak ada yang mengalahkan mahluk satu ini. Untuk naik ke bukit ini ternyata harus melewati pagar kawat berduri yang mungkin dibangun oleh pemilik tanah ini. Untuknya ada titik lokasi jalan yang bisa dilewati dengan merunduk. Eddy dan temannya aku tinggalkan yang sedang asyik melakukan pemotretan dengan mahluk-mahluk betina itu.
Bukit ini tidak terlalu tinggi mungkin hanya sekitar sepuluh meteran namun bagian yang menghadap laut berupa dinding tegak curam berwarna putih. Di bagian atas bukit terdapat tanah yang cukup datar, beberapa pohon tampak tumbuh persis di pinggir jurang menjadi lokasi eksotis untuk melihat matahari terbenam.
Di sinilah terjadi diskusi dengan kami, apakah kami akan membagikan lokasi ini atau tidak. Kami menganggap, semakin banyak yang tahu ini makin tidak bagus karena akan semakin banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya bisa berwisata tapi tidak bisa menahan tangan-tangan jahil mereka dari membuang sampah sembarangan atau mencoret-coret seenaknya. Nyatanya walau belum dishare di media sosial, aku melihat pepohonan sudah dipenuhi dengan coretan-coretan yang dipahat langsung ke batang pohon dengan pisau. Mereka yang hanya membagi-bagikan foto mungkin bisa tidak membagikan lokasi tempat ini dengan jelas namun tentu sulit bagiku untukku yang biasanya aku tuliskan. Akhirnya aku menuliskan nama lokasi ini dengan nama Tanjung Batu Putih, bukan nama umum yang dikenal masyarakat. Jika kalian menyebut nama tempat itu dengan nama di atas yakin tidak banyak yang bisa membantu memberitahu lokasinya. Tapi kalau kalian berminat ke lokasi ini bisa menanyakanku secara pribadi ancar-ancar lokasi dan nama yang familiar oleh masyarakat.
Nenda di atas bukit Tanjung Batu Putih |
Setelah tenda terpasang, aku harus mendengar anakku terkecil berteriak minta makan mie tujuh. Mie tujuh itu istilah dia untuk menyebut mie sedap goreng original. Mie ini yang lekat dengan lidah anakku, dan dia tidak akan mau makan mie lain selain mie tadi. Jam lima lebih tenda terpasang ternyata hanya bertahan sampai jam tujuh saja.. hahaha.. nenda apaan ya cuma 2 jam doang. Tapi akhirnya aku mengalah membereskan tenda karena kupikir ini adalah pertama mereka nenda jadi aku tidak terlalu mau memaksakan diri. Mungkin lain waktu aku akan mengajak mereka untuk nenda lebih lama.